kredit dari cerita islam - sahabat,tabi'in,dan tabi'ut tabi'in dan ulama besar islam facebook
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku tinggalkan sesuatu untuk kalian. Bila kalian berpegang teguh dengannya maka kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. Imam Malik, Al-Hakim dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Al-Misykah no: 186)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku tinggalkan sesuatu untuk kalian. Bila kalian berpegang teguh dengannya maka kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. Imam Malik, Al-Hakim dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Al-Misykah no: 186)
Firman
Allah subhanahu wa ta'ala :"Tunjukilah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan orang-orang yang
Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang
yang Engkau telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat.
" (Al-Fatihah:6-7).
Al-Imam
Ibnul Qayyim berkata: "Mereka adalah orang-orang yang mengetahui
kebenaran dan berusaha untuk mengikutinya, maka setiap orang yang lebih
mengetahui kebenaran serta lebih konsisten dalam mengikutinya, tentu ia
lebih berhak untuk berada di atas jalan yang lurus. Dan tidak diragukan
lagi bahwa para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
mereka adalah orang-orang yang lebih berhak untuk menyandang sifat
(gelar) ini daripada orang-orang Rafidhah ." (Madarijus Salikin 1/72).
"Kalian
adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada
Allah." (Ali 'Imran:110).
Orang-orang yang hidup pada zaman Nabi
adalah generasi terbaik dari umat ini. Mereka telah mendapat pujian
langsung dari Allah dan Rasul-Nya sebagai sebaik-baik manusia. Mereka
adalah orang-orang yang paling paham agama dan paling baik amalannya.
“Sebaik-baik
umatku adalah pada masaku. Kemudian orang-orang yang setelah mereka
(generasi berikutnya), lalu orang-orang yang setelah mereka.” (Shahih
Al-Bukhari, no. 3650)
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi
pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar, serta
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka
dan mereka pun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, mereka kekal abadi
di dalamnya. Itulah kesuksesan yang agung.” (At-Taubah: 100).
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian mencela
shahabat-shahabatku, demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, seandainya
salah seorang di antara kalian berinfaq dengan emas sebesar gunung uhud,
tidak dapat menyamai (pahala) satu mud infaq mereka, tidak pula
setengahnya." (Muttafaqun 'alaih).
Rasululloh Shalallahu Alaihi Wassalam Bersabda:
“Ketahuilah,
sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahli kitab telah berpecah
belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan sesungguhnya agama ini
(Islam) akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh
puluh dua golongan tempatnya di dalam Neraka dan satu golongan di dalam
Surga, yaitu al-jama’ah.” (HR. Ahmad dan yang lain. Al-Hafidh
menggolongkannya hadits hasan)
Dalam Riyawat Yang Lain “Semua
golongan tersebut tempatnya di Neraka, kecuali satu (yaitu) yang aku dan
para sahabatku meniti di atasnya.” (HR.At-Tirmidzi, dan di-hasan-kan
oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ 5219)
Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya barang siapa di antara kalian
yang hidup sepeninggalku nanti maka ia akan melihat perselisihan yang
banyak. Oleh karena itu wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan
sunnahku, dan sunnah Al Khulafa’ Ar Rasyidin yang terbimbing,
berpeganglah erat-erat dengannya dan gigitlah ia dengan gigi-gigi
geraham…” (Shahih, HR Abu Dawud, At Tirmidzi, Ad Darimi, Ibnu Majah)
“Rasulullah Shalallahu Alihi Wassalam membuat garis dengan tangannya lalu bersabda,
‘Ini
jalan Allah yang lurus.’ Lalu beliau membuat garis-garis di kanan
kirinya, kemudian bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan yang sesat tak satu
pun dari jalan-
jalan ini kecuali di dalamnya terdapat setan yang
menyeru kepadanya. Selanjutnya beliau membaca firman Allah
‘Dan bahwa
(yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus maka ikutilah dia
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu
menceraiberaikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan
oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (Al-An’am: 153) (Hadits shahih
riwayat Ahmad dan Nasa’i)
Al-Imam Abu Hanifah mengatakan: "Apabila hadits itu shahih maka itulah madzhabku."
Beliau
juga mengatakan: "Tidak halal bagi siapapun mengikuti perkataan kami
bila ia tidak mengetahui dari mana kami mengambil sumbernya."
Al-Imam
Malik mengatakan: "Saya hanyalah seorang manusia biasa, terkadang
berbuat salah dan terkadang benar. Oleh karena itu, telitilah
pendapatku. Apabila sesuai dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah, ambillah; dan
sebaliknya apabila tidak sesuai dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah, maka
tinggalkanlah."
Beliau juga berkata: "Siapapun orangnya, perkataannya bisa ditolak dan bisa diterima, kecuali hanya Nabi (yang wajib diterima)."
Al-Imam
Asy-Syafi'i berkata: "Seluruh kaum muslimin telah sepakat bahwa siapa
saja yang secara jelas mengetahui suatu hadits dari Rasulullah, tidak
halal baginya meninggalkannya guna mengikuti pendapat seseorang."
Beliau
juga berkata: "Bila suatu masalah ada haditsnya yang sah dari
Rasulullah menurut ahlul hadits, tetapi pendapatku menyelisihinya, maka
pasti aku akan mencabutnya, baik selama aku hidup maupun setelah aku
mati."
Al-Imam Ahmad berkata: "Janganlah engkau taqlid kepadaku
atau kepada Malik, Asy-Syafi'i, Al-Auza'i dan Ats-Tsauri, tetapi
ambillah dari sumber yang telah mereka ambil."
Beliau juga berkata:
"Barangsiapa yang menolak hadits Rasulullah, berarti dia berada di
jurang kehancuran." (Lihat perkataan para imam tersebut dalam Muqaddimah
Shifatu Shalaatin Nabiy, karya Asy-Syaikh Al-Albaniy)
Ya Allah,
jadikanlah kami termasuk dalam golongan yang selamat (Firqah Najiyah).
Dan semoga segenap umat Islam termasuk di dalamnya, Amin ya allah ..amin ya robbal 'alamin ..
0 ulasan:
Catat Ulasan